mymetamorphose

Friday, February 22, 2008

nyata atau cuma khayalan ?

Entah mengapa hari ini kegelisahanku meningkat. Aku mulai merasa bersalah, merasa ga berguna, dan merasa tak berharga.
Perasaan itu sangat mengganggu, bahkan benar-benar membuatku (kembali) membenci diriku sendiri.
Stress, tertekan, mungkin itu kata yang paling tepat menggambarkan perasaanku sekarang.
Keadaan ini sering kualami, bahkan hampir selalu tanpa alasan. Semua muncul tiba-tiba begitu saja. Ploopp!!
Terkadang untuk meredakan rasa ini aku melakukan hal-hal lain yg dapat mengalihkan perhatianku. Hal-hal yang bisa membuatku lupa sejenak dengan semua perasaan yang mengganggu itu. Aku sering memukul kepalaku, menusuk-nusuk tanganku dengan jarum, mengiris-iris tanganku, apapun yang dapat membuatku merasa sakit namun bisa membuatku merasa nyaman dengan kesakitan itu.
Aku sering merasa gila, karena terkadang ada suara-suara di benakku yang membisikkan pikiran-pikiran negatif yang membuatku benci pada diriku, pada orang-orang di sekitarku, dan pada kehidupanku.
Entah sejak kapan semua ini berawal. Karena sejak kecil hidupku terasa ga pernah normal.
Setidaknya begitulah yang kurasakan semenjak dulu hingga sekarang. Aku sadar sekali kalau aku tidak normal.
Aku sering berkhayal mempunyai kehidupan lain dengan orang-orang yang lain pula. Aku bahkan sangat menikmati khayalanku daripada kehidupanku yang nyata. Apalagi saat berumur 5 tahun aku mengalami pelecehan dari tetanggaku, yang sampai saat ini tak pernah kuceritakan kepada orang lain. Semenjak itu aku suka berfantasi aneh yang, sungguh, tak kumengerti namun kunikmati.
Berawal dari situlah, aku kemudian tumbuh menjadi anak yang pendiam dan hampir tak bisa bergaul. Dan aku menjadi lebih sering berkhayal. Bahkan kehidupan nyata pun mulai kumasukkan kedalam khayalanku. Saat aku benci dengan seseorang, aku pun berkhayal bisa membunuh orang itu. Saat aku suka dengan seseorang aku berkhayal bisa menikah dengan orang itu.
Dan begitulah seterusnya hingga aku beranjak dewasa.
Aku sangat menyukai dunia khayalanku, sebaliknya sedikit demi sedikit aku mulai membenci dunia nyataku.
Apalagi kemudian aku diusir oleh orangtuaku gara-gara ketahuan hamil dengan pacarku yang beda agama denganku saat aku masih umur 16 tahun. Aku memutuskan untuk tinggal bersama pacarku yang masih kuliah. Ternyata pacarku tak sebaik yang aku kira. Dia menjadi sangat emosional, terutama setelah usaha kami untuk aborsi selalu gagal. Ada saja salahku dimatanya, dan kesalahan-kesalahan itupun diganjar dengan tamparan, pukulan, tendangan, serta siksaan-siksaan lainnya. Bahkan aku pernah dilempar dengan piring.
Aku ingin pergi dari sisinya, tapi aku tak bisa ( terutama aku malu pada orangtuaku karena ternyata perkiraan mereka dulu benar ). Yang bisa kulakukan hanyalah bertahan sambil menangis diam-diam ( dia akan menyiksaku lebih parah apabila melihat setetes saja airmataku mengalir ).
Aku makin terbiasa diam dan menyimpan semua emosi dan pikiranku dalam-dalam. Hanya saat dia tak ada aku berani menangis untuk menumpahkan emosi di dada.
Aku bertahan hampir1,5 tahun hidup seperti itu. Sampai kemudian saat anakku lahir dan berumur 8 bulan. Waktu itu hidungku patah gara-gara tinjunya, darah mengucur deras membasahi anak dalam gendonganku. Aku tak tahan. Akupun memutuskan untuk pulang. Pulang kerumah orangtuaku, mengakui semua kesalahan serta kekalahanku. Untungnya mereka mau menerimaku dan anakku, walaupun dengan konsekuensi aku diacuhkan. Mereka mengangkat anakku menjadi anak mereka, dan menganggap aku tak ada.
Aku kembali terhempas pada kenyataan yang menyakitkan, dan mulai membangun kembali dunia khayalanku. Aku mulai sering merasa tertekan dan stress. Dan mulai mencari pelampiasan untuk melupakan semua kegalauan. Awalnya aku berniat bunuh diri, tapi aku takut mati. Maka ku nikmati saja rasa sakit dari luka yang ku buat. Akhirnya aku mulai terbiasa dengan kesakitan-kesakitan itu, bahkan ku mulai menginginkan.
Apalagi berturut-turut hubungan cinta yang kubangun kemudian dengan penuh harapan mulai runtuh secara menyakitkan dan menambah beban pikiran.
Saat ini aku berpikir aku hanya wanita murahan yang tak punya harapan.
Takkan ada orang yang peduli, takkan ada.

>> sebuah tulisan berantakan yang entah benar-benar nyata atau cuma khayalan.

Labels:

posted by chAchA at 8:12 AM 0 comments

Saturday, February 16, 2008

what is love ???

posted by chAchA at 6:26 PM 0 comments

Thursday, February 7, 2008

being a single parent

Mungkin keutuhan keluarga mempengaruhi keadaan tumbuh kembang seorang anak. Tapi untuk menjadi keluarga yang bahagia tidak harus ada seorang ayah. Cuma punya ibu yang mampu memberikan waktu dan kasih sayang juga bisa membawa pengaruh positif bagi seorang anak.
Tak perlu memaksakan diri untuk mencari figur seorang ayah, apabila memang tidak bisa. Karena itu akan menyiksa hati dan perasaan sendiri serta akan memberi efek yang kurang baik bagi anak.
Tak perlu iri dengan keluarga lain yang kebetulan lengkap, dalam artian ada ayah dan ibu, karena belum tentu mereka berbahagia dalam kehidupan mereka yang secara fisik terlihat sempurna.
Tidak ada jeleknya jadi single parent, esp. single mom. Selama kita bisa menghidupi keluarga ( anak ) dan tidak melakukan hal buruk untuk memenuhi tuntutan ekonomi. Untuk itu sebagai seorang single mom, kita harus berusaha memberikan yang terbaik buat anak, supaya dia tidak merasakan kekurangan walaupun tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Memberikan yang terbaik tentu saja dalam semua aspek kehidupan, terutama ekonomi. Karena dengan keadaan ekonomi yang baik ( berkecukupan ), otomatis kita dapat memberikan pendidikan serta penghidupan yang layak untuk anak kita.
Kita tidak boleh larut dalam pemikiran-pemikiran yang sentimental dan usaha-usaha mencari figur seorang ayah untuk anak kita. Karena hal-hal tersebut dapat menguras waktu dan emosi kita, sehingga tanpa disadari perhatian serta kasih sayang kita terhadap anak otomatis berkurang, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Padahal, sebagai anak dari seorang single parent, anak kita hanya mungkin mendapat perhatian dan kasih sayang dari kita.
Sebaiknya waktu kita harus di fokuskan pada usaha untuk meningkatkan taraf hidup serta memberikan perhatian serta kasih sayang kita terhadap anak. Karena 2 hal tersebutlah yang menentukan kesuksesan kita sebagai seorang single parent.
So, jadi single parent ? siapa takut…!!!

Labels:

posted by chAchA at 8:54 AM 0 comments

Link